Laman

Senin, 26 Juli 2010

mengapa kita dilahirkan ?

Yo ca vassasataæ jîve – Kusîto hînavîriyo – Ekâhaæ jîvitaæ seyyo Viriyaæ ârabhato daïhaæ – Mâse mâse sahassena – Yo yajetha sataæ samaæ – Ekañca bhâvitattânaæ – Muhuttamapi pûjaye – Sâ yeva pûjanâ seyyo – Yañce vassasataæ hutaæ :

Orang yang malas dan kendur semangatnya, meskipun hidup sampai seratus tahun, tidaklah ada artinya. Kehidupan orang yang berusaha dengan sungguh – sungguh dan mantap, meskipun hanya sehari, jauh lebih mulia.

Betapa pun besar pahala dari persembahan kurban dengan mengeluarkan banyak kekayaan setiap bulan terus menerus sepanjang seratus tahun, pemujaan terhadap orang yang telah melatih diri, meskipun hanya sejenak, jauh lebih mulia.

KHUDDAKA NIKAYA, SUTTANIPATA : 18

MENGAPA KITA DILAHIRKAN ?

Kalau kita kembali kepada Dharma maka pandangan kita akan mengarah kepada proses dari kehidupan ini.

Paticcasamuppada atau hukum sebab akibat yang saling bergantungan dapat dijadikan referensi tentang proses kelahiran ini.

Dijelaskan bahwa Avijja atau kegelapan batin yang masih ada akan menjadi penyebab proses selanjutnya.

Demikian hal ini akan terus berlanjut selama akar dari proses itu masih ada.

Untuk lebih jelasnya kita kembali kepada rumusan Paticcasamuppada seperti berikut :

• Dengan adanya kebodohan muncullah bentuk – bentuk pikiran

• Dengan adanya bentuk – bentuk pikiran muncullah kesadaran

• Dengan adanya kesadaran muncullah batin dan jasmani

• Dengan adanya batin dan jasmani muncullah enam indera

• Dengan adanya enam indera muncullah kesan – kesan.

• Dengan adanya kesan – kesan muncullah perasaan

• Dengan adanya perasaan muncullah nafsu keinginan

• Dengan adanya nafsu kenginan muncullah kemelekatan

• Dengan adanya kemelekatan muncullah upadi (keinginan menjadi)

• Dengan adanya upadi muncullah kelahiran

• Dengan adanya kelahiran muncullah usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penderitaan jasmani, kekhawatiran dan putus asa.

• Dan muncullah ketidakpuasan batiniah / penderitaan

3. Kelahiran ini pun akan berakhir jika akar penyebab proses kelahiran tidak ada lagi seperti yang ada pada rumusan berikut :

• Dengan lenyapnya kebodohan lenyap pula bentuk – bentuk pikiran

• Dengan lenyapnya bentuk – bentuk pikiran lenyap pula kesadaran

• Dengan lenyapnya kesadaran lenyap pula batin dan jasmani

• Dengan lenyapnya batin dan jasmani lenyap pula enam indera

• Dengan lenyapnya enam indera lenyap pula kesan – kesan.

• Dengan lenyapnya kesan – kesan lenyap pula perasaan

• Dengan lenyapnya perasaan lenyap pula nafsu keinginan

• Dengan lenyapnya nafsu kenginan lenyap pula kemelekatan

• Dengan lenyapnya kemelekatan lenyap pula upadi (keinginan menjadi)

• Dengan lenyapnya upadi lenyap pula kelahiran

• Dengan lenyapnya kelahiran muncullah lenyap pula usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penderitaan jasmani, kekhawatiran dan putus asa.

• Dan lenyaplah semua ketidakpuasan batiniah / penderitaan

Jawabannya sudah jelas bahwa kenapa kita masih dilahirkan adalah karena kita masih dibelenggu oleh kekotoran batin.

Selama belenggu ini belum dapat dipatahkan selama itu pula proses kelahiran akan terjadi.

Dengan mengetahui penyebab dari proses penyebab kelahiran ini maka kita harus berusaha untuk berjuang menuju kepada kebahagiaan sejati sehingga tidak ada kelahiran lagi.

SABBE SATTA SABBA DUKKHA PAMUCCANTU – SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA :

Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia,...sadhu,...sadhu,...sadhu,...

Minggu, 25 Juli 2010

KITA SANGAT BERUNTUNG DALAM HIDUP INI ^_^ Bagikan

KITA SANGAT DIBERKATI

Pernah nggak sih KITA ngerasain kalau hidup itu bener – bener ‘bad’ dan nggak berarti lagi dan berharap, coba kalau KITA bisa ada di kehidupan yang lain !
Saya akui, saya cukup sering merasa begitu.
Saya pikir, hidup ini kayanya cuma nambahin kesulitan – kesulitan saya aja ! Kerja menyebalkan, hidup tidak berguna dan nggak ada sesuatu yang beres !

Tetapi semua itu berubah…sejak kemarin…
Pandangan saya tentang hidup ini benar – benar telah berubah !
Tepatnya terjadi setelah saya bercakap – cakap dengan teman saya.
Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 (dua) pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita.
Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 (dua) putrinya, ditambah lagi tagihan – tagihan rumah tangga yang numpuk !

Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India.
Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat.
Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India.

Ia mengatakan bahwa di India, ia melihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok !!!
Keputusasaan dalam mata sang ibu, jeritan kesakitan dari seorang anak yang tidak berdosa yang saat itu masih berumur 4 tahun ! terus menghantuinya sampai sekarang.
KITA mungkin sekarang bertanya – tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu ?
Apa anaknya itu ’so naughty’ atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong ? Ternyata tidak !
Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat…MENGEMIS…!
Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang – orang saat mengemis di jalanan !

Saya benar – benar tidak dapat menerima hal ini tetapi ini adalah KENYATAAN !
Hanya saja hal mengerikan seperti ini terjadi di belahan dunia yang lain yang tidak dapat saya lihat sendiri !

Kembali pada pengalaman sahabat saya itu, ia juga mengatakan bahwa setelah itu ketika ia sedang berjalan – jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah.
Kemudian dalam sekejap mata, segerombolan anak kira – kira 6 orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu…mereka berebutan untuk memakannya ! (* Suatu reaksi yang alami dari kelaparan).

Terkejut dengan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat.
Ia menemukan 2 (dua) toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu !
Pemilik toko sampai kebingungan tetapi ia bersedia menjual semua rotinya.
Kurang dari $ 100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (* Jadi tidak sampai $ 0,25 / potong) dan ia juga menghabiskan kurang lebih $ 100 lagi untuk membeli barang keperluan sehari – hari.

Kemudian ia pun berangkat kembali ke jalan yang tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti dan barang – barang keperluan sehari – hari kepada anak – anak (* Yang kebanyakan CACAT) dan beberapa orang – orang dewasa disitu !
Ia pun mendapatkan imbalan yang sungguh tidak ternilai harganya yaitu kegembiraan dan rasa hormat dari orang – orang yang kurang beruntung ini !

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $ 0,25 !
Ia mulai bertanya – tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat.
Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi, punya begitu banyak hal dimana orang – orang yang ada di hadapannya ini AMAT KEKURANGAN !!!

Sekarang aku pun mulai berpikir seperti itu juga ! Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya ?

TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali !!! Nach, bagaimana dengan KITA ?

Mungkin di waktu lain saat KITA mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis di pinggir jalan !

Saudara, banyak hal yang sudah KITA alami dalam menjalani kehidupan KITA selama ini, sudahkah
KITA BERSYUKUR ?

Apakah KITA mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah KITA miliki ?

* Dari note Theresia Ratih Sawitridjati

Si gadis yg belajar dr pengalaman dan Si gadis penuh rasa cinta kasih ^^

Di suatu kota tinggal lah seorang gadis yg pandai,ceria,dan super sibuk,ramah.
gadis tersebut bernama Dewi.
Dewi seorang anak gadis yang sangat cekatan dan bannyak pengalaman dan hampir menguasai semua bidang,tergolong anak yg pandai untuk anak seusianya yang baru 17 thn,wow sungguh gadis yang luar biasa dan hebat.
bahkan org yang lbh dewasa dan lebih pengalaman dari Dewi mengakui dan memuji kecekatan dan ketrampilan Dewi.
Dewi very is the best.
namun suatu ketika Dewi mengalami suatu tragedi,dan hal ituh membuat dia down,menjadi marah,dendam dan tak menjadi Dewi yg penuh semangat dan ceria kembali.
suatu pengalam buruk dimana dia menilai semua usaha jeripayah,kerja kerasnya selama ini sia-sia dan tidak ada hasil.
dimana sebelumnya sedari jauh hari Dewi menyiapkan event,menghandle acara,sampai tidak tidur 1 hr sebelum hr H,sampai lupa akan kondisi dirnya sendiri.
tapi dalam sekejap hal ituh berubah menjadi kepedihan,kesedihan,kegaga
lan dan rasa benci pun timbul di hati Dewi mana kala saat event itu dia dianggap hanya sebagai seorang yg selalu hanya bs mengatur,sok tau dan selalu ikut campur,tanpa mereka mengetahui bagaimana beratnya mengemban tugas,tanggung jawab,rasa khawatir tak sukses dan lancar.
Dewi makin menjadi kesal sekali saat dirinya tanpa di hargai sedikit pun di panggil dengan seenaknya dgn sebutan BOS di depan para tamu undangan yg berasal dr luar daerah dan di tempat peribatan orang lain,bkn di tempat peribatan dimana biasa Dewi hadiri.
Dewi yang biasa hanya menganggap semua tuh hanya lelucon dan tdk di masukan kehati,tp kali ini Dewi merasa amat sangat terhina dan kesal smpai kata-kata yg tak terduga pun keluar dari mulut Dewi. "MONYONG" teriak dewi pun kesal.

WOW betapa kagetnya semua org melihat dewi bisa marah,sampai mengluarkan kata-kata seperti itu.
di saat event itu berlangsung tanpa disadari oleh Dewi.
Dewi menemukan kakak angkat yang sangat luar biasa hebat,di tengah keterbatasan fisiknya ia amat sangat ceria,selalu bersukur,menggap semua kekurangannya adalah anugrah untuk ia.
OK ! panggil saja namanya metta,ya Metta seperti namanya yang mengartikan cinta kasih,Metta adalah kakak angkat Dewi yang sangat luar biasa,disaat keadaan Dewi yang sedang down,kecewa dan sensi sekali.hehehe.
Metta dgn sabar dan lembut memberi semangat,nasehat,dukungan dan menjadi teman curhat Dewi,di setiap kesempatan ia selalu luangkan waktu u/membalas sms dr Dewi.
waktu pun berjalan cepat,hari demi hari Dewi dan Metta jalani dgn saling berbagi,begituh bahagianya Dewi dpt mengenal Metta yang sangat luar biasa,Dewi pun menyadari buat apa hanya melihat dan kesal pada mereka yang iri dan bisa mencemohnya,lbh baik bangkit kembali ceria dan aktif.
Dewi sungguh sangat belajar dr Metta yg selalu happy walau pun dalam kondisi keterbatasannya,satu yg sangat luar biasa dr Metta banyak orang pun yang mencemoh Metta tetapi Metta hanya diam dan tersenyum.
dan Metta pun berkata kepada Dewi buat apa Q menagis,mengeluh dan menghiraukan mereka yg mencemoh Q,diriku pun jika bs memilih tak mau seperti ini,blm tentu mereka yg mentertawakan ku lbh baik dr diriku.
sungguh kata-kata yang memotifasi diri Dewi,untuk kembali seperti Dewi yang dulu :D

sooo guys ayoo kita jgn hirau kan org-org yg mencemoh kita,anggap lah org yg mencemoh kita hanya bagian dr karma kita,mereka mungkin iri akan prestasi kita dan ambillah hal ini sebagai motifasi u/kita selalu memperbaiki diiri dan hambatan yang menjadi pengalaman yg berharga untuk kita mencapai sukses.

kisah ini kupersembahkan untuk cc angkat Q tersayang dan yg sangat amat luar biasa.