Laman

Minggu, 22 Mei 2011

lima jari

Pada suatu sore yang teduh, seorang nenek tampak berkutat asyik dengan kegiatannya di halaman belakang sebuah rumah. Ia tampak sedang menuliskan sesuatu pada sebuah kertas. Kala itu, kemudian si cucu datang menghampiri dan bertanya, "Nenek sedang menulis apa Nek, sepertinya asyik sekali. Pensilnya baru ya Nek?"


Sambil tersenyum sabar, si nenek menjawab. "Nenek sedang menulis tentang kamu, cucu nenek yang cantik dan pintar," ucapnya penuh sayang. "Tetapi, sebenarnya ada yang lebih penting lho dari isi tulisan ini, yaitu pensil yang nenek pakai untuk menulis ini."


Si cucu sejenak merasa kebingungan mendengar penuturan nenek. Ia pun dengan saksama mengamati sesaat pensil yang ada di tangan nenek. Tak lama, si cucu berkata, "Selain pensilnya masih baru, rasanya tidak ada yang istimewa dari pensil Nenek. Memang apa hebatnya pensil Nenek dibandingkan dengan pensil yang lain?"


"Benar cucuku. Pensil nenek sama saja dengan pensil yang lain. Maksud nenek, sebatang pensil bukan hanya dinilai dari bentuk fisiknya, warna, atau panjang pendeknya, tetapi sebatang pensil sebenarnya mempunyai 5 kualitas unggulan yang bisa menjadi pedoman saat kita menjalani kehidupan ini," jelas nenek sembari mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.


"Memangnya selain untuk menulis, kualitas apa lagi yang dipunyai oleh sebatang pensil Nek?" tanya si cucu penasaran.
"Dengarkan baik-baik ya..." ungkap nenek.


"Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapyt menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya."


"Kualitas kedua, Kamu bisa memperhatikan, bahwa saat proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan itu seakan membuat si pensil menderita. Tetapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Kita harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, termasuk berbagai ujian dan tantangan, karena itu semua yang akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas."


"Kualitas ketiga yang perlu kamu camkan adalah bahwa pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus sebagai upaya memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu, memperbaiki kesalahan dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau buruk. Itu bahkan membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar. Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa kita tak pernah luput dari berbagai jenis kesalahan."


"Kualitas keempat yakni tentang bagian yang paling penting dari sebuah pensil. Jika kamu perhatikan, bagian yang paling bermanfaat bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan kita. Karenanya, kita harus selalu memupuk hal-hal baik yang ada di dalam diri kita dengan terus meningkatkan kualitas dalam diri. Karena itu, kita perlu terus memupuk kekayaan mental dalam setiap tindakan kita."


"Kualitas kelima adalah bahwa harus kita sadari jika sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga manusia, kita harus selalu sadar dan waspada karena apa pun yang kita perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan dan goresan. Maka berhati-hatilah dalam berpikir, berucap, dan bertindak. Sehingga, goresan yang kita tinggalkan akan menjadi guratan yang memberi manfaat bagi diri dan orang lain."


Mendengar ucapan itu, si cucu pun berterima kasih pada nenek. "Akan saya ingat terus ucapan Nenek ini. Semoga, saya juga bisa menjadi 'pensil' yang berkualitas Nek..."


Sahabat yang luar biasa,


Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.


Sebagai manusia yang ber-Tuhan, kita harus memiliki nilai spiritual untuk mengajarkan diri agar selalu rendah hati. Kemudian, dalam menjalani kehidupan, kita selayaknya terus berusaha memoles diri secara kontinu agar dapat meningkatkan kualitas pribadi
.


Tak lupa, saat melakukan berbagai kesalahan, kita belajar berbenah diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita maju, tak lupa untuk tetap belajar. Melalui sikap belajar yang konsisten, semoga apa yang telah dan akan kita pikir, ucapkan, dan perbuat, mampu menjadi berkat bagi diri sendiri dan bermanfaat untuk orang lain. Sehingga, hidup kita akan jauh lebih berarti.


Salam sukses, luar biasa!!!

Kamis, 10 Februari 2011

SEGALA SESUATUNYA, PASTI ADA KONSEKWENSINYA

Whose in the world is overcome by this craving poisonous and base, for him all sorrow increases as Virana grass that is watered well. “Di dunia ini, apabila seseorang dikuasai oleh keinginan kotor dan beracun, kesedihan niscaya berkembang bagaikan rumput Birana yang tumbuh subur karena tersirami air hujan”. TANHA VAGGA XXIV : 335

SEGALA SESUATUNYA, PASTI ADA KONSEKWENSINYA

Pada suatu ketika, terdapatlah dua anak sapi yang menjadi bagian dari sebuah keluarga perumah tangga di suatu negara.

Di rumah yang sama, tinggal juga seorang anak perempuan dan se – ekor bayi babi. Karena babi itu hampir tidak pernah mengeluarkan suara, babi itu dipanggil dengan 'Tanpa Dengking'.

Tuan rumah memperlakukan Tanpa Dengking dengan sangat baik. Mereka memberi makan nasi terbaik dalam jumlah besar dan bahkan bubur beras dengan banyak campuran gula merah.

Dua anak sapi memperhatikan hal ini. Mereka bekerja keras menarik bajak di sawah dan gerobak di jalan.

Merah Kecil berkata ke Merah Besar, : "Kakak, di dalam rumah tangga ini, Aku dan kamu yang mengerjakan semua pekerjaan berat.

Kita membawa kemakmuran untuk keluarga ini. Tetapi mereka hanya memberi makan kita rumput dan jerami.

Si bayi babi Tanpa Dengking tidak melakukan apa – apa untuk menyokong keluarga ini. Dan mereka memberi makan makanan terbaik dan ter – enak.

Kenapa dia harus mendapatkan perlakuan special semacam itu ?"

Kakak yang bijaksana berkata, : "Oh adikku, berbahaya jika iri hati kepada siapa pun. Jadi, jangan iri hati kepada bayi babi karena dia sudah diberi makan banyak semacam itu.

Apa yang dia makan adalah benar – benar 'makanan kematian'" "Dalam waktu dekat, akan ada upacara pernikahan anak perempuan tuan rumah dan Tanpa Dengking kecil akan menjadi hidangan pernikahan !

Itu sebabnya mengapa dia dimanja dan diberi makan makanan sedemikian rupa."

"Dalam beberapa hari para tamu akan datang. Kemudian anak babi ini kakinya akan diseret keluar, dibunuh dan dibuat kari untuk hidangan"

Ternyata benar, dalam beberapa hari para undangan pernikahan datang. Bayi babi Tanpa Dengking diseret dan dibunuh.

Dan seperti yang Merah Besar sudah katakan, babi itu dimasak menjadi berbagai jenis kari dan dilahap oleh para tamu.

Kemudian Merah Besar berkata, : "Adikku, Apakah kamu melihat apa yang terjadi dengan bayi Tanpa Dengking ?"

"Iya kakak" jawab Merah Kecil, "Sekarang Aku mengerti" Merah Besar kembali berkata, : "Ini adalah hasil dari diberi makan makanan banyak semacam itu. Rumput dan jerami kita yang tidak enak beratus – ratus kali lebih baik daripada bubur dan gula merah manisnya.

Makanan kita tidak mendatangkan bahaya bagi kita tetapi malahan menjanjikan umur panjang !"

PESAN MORAL :

Jangan iri hati terhadap kemakmuran orang lain, sampai kamu mengetahui harga yang mereka bayar.

Dikutip dari : http://selfyparkit.wordpress.com/2010/08/08/merah-besar-merah-kecil-dan-tanpa-dengking-iri-hati

# Pre – Launching WEBSITE : www.peterlim-mba.com

SABBE SATTA SABBA DUKKHA PAMUCCANTU – SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia,...sadhu,...sadhu,...sadhu,...

Pesan untuk ibu…

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibu yang tinggal sejauh 250 Km darinya.

Begitu keluar dari mobilnya, dia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu – sedu.

Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadih kecil, : “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya cuma punya uang lima ratus saja sedangkan harga mawar itu seribu”

Pria itu tersenyum dan berkata, : “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau”

Kemudian, dia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, dia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah.

Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, : “Yach tentu saja. Maukah Anda mengantarkan ke tempat ibu saya ?”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu.

Bergegas, dia kembali menuju ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Dia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 Km menuju rumah ibunya.

SABBE SATTA SABBA DUKKHA PAMUCCANTU – SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia,...sadhu,...sadhu,...sadhu,...

* Untuk selengkapnya, silakan masuk ke WEBSITE MOTIVASI : www.peterlim-mba.com dan add Blackberry anda ke nomor Pin 216DE234 untuk mendapatkan inspirasi – inspirasi kehidupan setiap hari.

Kisah Mahakassapa Thera - Dhammapada Atthakatha

Dhammapada
BAB II. APPAMADA VAGGA - Kewaspadaan

(28)
Seperti seseorang yang berdiri diatas gunung mengamati mereka yang berada di bawah,
Orang bijaksana yang telah mengatasi kelengahan dengan kewaspadaan dan bebas dari penderitaan, mendaki menara kebijaksanaan,
mengamati orang-orang yang belum tercerahkan.

Dhammapada Atthakatha :

Kisah Mahakassapa Thera

Suatu waktu ketika Mahakassapa Thera tinggal di gua Pipphali, beliau menghabiskan waktunya untuk mengembangkan aloka kasina, dan melalui kemampuan batin mata dewa, mencoba mengetahui siapa yang waspada, dan siapa yang lengah, juga siapa yang mati dan akan dilahirkan.

Sang Buddha, dari vihara, mengetahui melalui kemampuan batin mata dewa beliau, apa yang dikerjakan oleh Mahakassapa Thera, dan ingin mengingatkan bahwa apa yang dia lakukan hanyalah menghabiskan waktu. Maka Beliau menampakkan diri di depan thera tersebut dan berkata. "Anakku Kassapa, jumlah kelahiran dan kematian makhluk hidup tak terhitung dan tak dapat dihitung. Hal ini bukan tugasmu, hal ini adalah tugas para Buddha."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

"Pamādaṃ appamādena yadā nudati paṇḍito
paññāpāsādaṃ āruyha asoko sokiniṃ pajaṃ
pabbataṭṭho va bhummaṭṭhe dhīro bāle avekkhati."

Seperti seseorang yang berdiri diatas gunung mengamati mereka yang berada di bawah,
Orang bijaksana yang telah mengatasi kelengahan dengan kewaspadaan dan bebas dari penderitaan, mendaki menara kebijaksanaan,
mengamati orang-orang yang belum tercerahkan.

------------------------
Notes :
Seorang Buddha memiliki kemampuan untuk melihat kelahiran dan kematian makhluk hidup berkalpa-kalpa banyaknya, sedangkan kemampuan seorang arahat untuk melihat hal tersebut jauh lebih sedikit dibanding Sang Buddha, dan terbatas (misalnya hanya satu asankheyya kalpa). Karena perbedaan kemampuan inilah maka adalah sia-sia bagi Mahakassapa untuk mencoba melihat hal tersebut karena ia hanya akan dapat melihat sebagian kecil saja.

ORANG HEBAT,...TEGAR KETIKA JATUH

ORANG HEBAT,...TEGAR KETIKA JATUH

CINTA adalah ketika KITA menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya.

CINTA adalah ketika dia tidak mempedulikan KITA dan KITA masih menunggunya dengan setia.

CINTA adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan KITA masih bisa tersenyum sembari berkata “Aku turut berbahagia untukmu”

Apabila CINTA tidak berhasil...BEBASKAN diri KITA...

Biarkan hati KITA kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lgai.

Ingatlah...bahwa KITA mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...

Tetapi...ketika CINTA itu mati...KITA tidak perlu mati bersamanya...

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang...
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Entah bagaimana...dalam perjalanan kehidupan,
KITA belajar tentang diri KITA sendiri...dan menyadari...bahwa penyesalan tidak seharusnya ada...

HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan – pilihan kehidupan yang telah KITA buat.


SABBE SATTA SABBA DUKKHA PAMUCCANTU – SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA : Semoga semua makhluk hidup terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia,...sadhu,...sadhu,...sadhu,...

* Untuk selengkapnya, silakan masuk ke WEBSITE MOTIVASI : www.peterlim-mba.com.

hidup adalah anugrah

HIDUP ADALAH ANUGERAH

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .

Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , " Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.


Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, "Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu."
* * * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.

NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!

by : Romo Mettiko

Rabu, 05 Januari 2011

Ajahn Brahm & Mingyur Rinpoche - 20 Maret 2011

Buddhist Fellowship Indonesia & Buddhist Fellowship Indonesia – Executive
proudly present:

EXTRAordina-RARE EVENT

Ajahn Brahmavamso & Yongey Mingyur Rinpoche

2 Masters from 2 Traditions
All in 1 Event

Inspirational Talk with a Touch of Meditation to a
 Beautiful HEART, Peaceful MIND
Conflict between logic and emotions – Which one speak the LOUDEST? And how to make them work together?

Sunday, 20 March 2011
At 1.00 PM – 6.00 PM

 Central Park, Podomoro City, Ballroom, P17 floor
 Jl. Letnan Jendral S. Parman Kav. 28
 Jakarta 11470

From this event, you will get:
·  Guidance to have a simple philosophy of living a beautiful life
·  Ideas to handle conflicts between HEART and MIND
·  Directions to balance your life to reach a TRUE SELF-HAPPINESS

Tickets:
Diamond: FREE for BFI/E Members* & Event Sponsors**
Platinum: Rp. 200.000,-
Gold: Rp. 100.000,-
Silver: Rp. 50.000,-

(*Please contact us for information on how to be a member)
(**Please contact 081 2128 1978 / 081 5928 1825, or email us at info@buddhistfellowship.or.id for information on how to be a sponsor)

Order Your Ticket Online at http://event.buddhistfellowship.or.id via e-Booking Now!

Or, BBM (BFI/E PIN: 20E2AAB8), or Call:

021-5292 0965 (Office)
021 9920 5688 (Esia)
0852 8764 1636 (AS)
0819 0527 1237 (XL)
0812 7023 0007 (Simpati)



Also, Check Out the Facebook Event Page at www.facebook.com/AjahnBrahm.MingyurRinpoche and Twitter @ BFI_Executive

Ajahn Brahmavamso
Author of the World-Wide Bestseller, “Opening the Door of Your Heart” (”Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”)
and “Superpower Mindfulness”

Yongey Mingyur Rinpoche
Author of New York Times Bestseller, “The Joy of Living”
Featured in an International Bestselling book, “Emotional Intelligence”, by Daniel Goleman

With Metta,
Secretariat Buddhist Fellowship Indonesia / Executive
Plaza Sentral 10th fl., Jl. Jenderal Sudirman Kav. 47, Jakarta 12930
Phone: 021 – 5292 0965, 0852 8764 1636